Minggu, 08 Januari 2012

"BENTENG KAMI" ....

Aku ucapkan Alhamdulillah, rumah kami yang "krowak" dulu, yang kalau ujan bocor ngambang, trus loteng dan asbes yang menggembung, kini berganti bentuk menjadi rumah baru yang kami sebut Benteng.

Fotoku ini hasil jepretan memeku waktu bersih-bersih benteng. Aku bermain diteras yang bersih, aq bangga ama meme, ia bersihkan setiap pojok ruangan hari itu. Mendung di luar tetapi di ruangan dalam terang benderang, bersih dan eklusif hasil rancangan bak.

Semua yang kita miliki ini adalah karunia Allah, suatu bentuk rahmatNya setelah kita juga pernah mengalami hal yang berbeda. Seperti sebelumnya benteng kita yang dahulu kala reyot dan krowak, Allah ganti dengan sebaliknya, kokoh. Maka, di sinilah kehendak Allah atas semua ummatnya termasuk kita.

Benar perjalanan hidup seperti Bak katakan, seperti yang Bak alami. Suka dan duka, datang silih berganti. Satu-satunya yang sebaiknya kita lakukan adalah selalu mengingat Allah dalam keadaan apapun. Seperti yang Bak samapaikan pula, bahwa di dunia ini tak ada yang tak berubah. Yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri.

Tangga ini berliku, dan setiap liku tidak memiliki jumlah sama. Satu-satunya yang mirip punya kesamaan adalah warnanya setiap anak tangga. Dalam setiap liku ada tersedia "border" dan seterusnya. Ini menurut Bak dapat dimaknai, tentunya dipelajari terlebih dahulu. Yang jelas, makna tangga ini, bila arah berbelok, ada tempat untuk berhenti sejenak, untuk memahami dari mana kita, sedang ada dimana kita dan hendak mengarah kemana. Di bagian "border" kita punya kesempatan itu dan seterusnya.... *****)

Pingin kaya' kakak!

Di sebelah ini (urutan ketiga) foto kakak (7 Des 2010) waktu diundang ke Jakarta menerima penghargaan beasiswa dari sebuah lembaga keuangan nasional selama satu tahun. Kakak menerima beasiswa ini ketika ia kuliah di Universitas Brawijaya Fakultas Hukum.
Kakak itu kalau belajar sampai malam, baca buku kadang tertidur. Cuma kadang kakak itu lupa lepas kacamata. Kalau sudah begitu, dilihat meme, wah langsung meme "rame" heheheh .... Kalo bak yang liat langsung komentar, tuh "Kacamatanya melok turu ..."
Kakaku orang baik. Pagi-pagi aku diantar sekolah dan kalau tidak sibuk, pulang sekolah aku dijemputnya dengan mengendarai Jupiter Z warna merah kesayangannya. Kalau ia kuliah, aku dijemputnya sore-sore dari tempat Yangti trus pulang ke apel-apel menggok. Yang lucunya, aku selalu diikat tali dengan badan kakak, tapi gak apa-apa ... itu aman sih! Kata bak pake selalu "stagen".

Rabu, 28 Desember 2011

Sinau Bersama Yang Ti.


Aku punya nenek yang amat kusayang, yang aku panggil sehari-hari Ti atau Yang Ti. Aku masih bayi, aku selalu bersamanya. Maklum, mamaku bekerja dan bak juga demikian. Kakak sekolah dan aku habiskan hari-hari bayiku bersamanya.

Ketika aku sekolah di sekolah dasar, Yang Ti sering membantuku belajar. Banyak yang ia ajarkan sebanyak waktu yang ia habiskan untuk mengurus keperluanku juga. Ia sering membuatkan ku makanan dan menyiapkan sesuatu bila aku pulang sekolah.

Suatu malam, kami makan keluar di Joglo, suatu tempat makanan yang aku suka karena di sekitar tempat itu ada burung kakak Tua yang selalu teriak "Akob elek". Nah, malam itu, sambil menunggu makanan siap yang telah kami pesan, aku belajar dan diajari oleh Yang Ti.

Jumat, 18 Februari 2011

PEPE BILANG: Kita harus selalu mensyukuri apa yang kita miliki ....

Pepeku bukan seorang yang hebat dalam urusan agama, ia bukan seorang kiyai, bukan pula seorang yang disebut uztad dan belum pula naik haji sebagai rukun Islam ke lima. Tetapi, pepeku selalu memberi kami wejangan-wejangan keagamaan.

Suatu hari, pepe bilang begini: "Kita harus selalu mensyukuri nikmat yang telah Tuhan beri kepada kita. Kita harus selalu berucap Alhamdulillah ketika kita selesai makan, karena makan adalah nikmat dan rezekiNya. Kita harus ucapkan pula Alhamdulillah, betapa pun kecilnya kesenangan yang kita miliki..." Ketika kutanya, mengapa demikian, pepeku menjawab: "Tuhan akan menambah nikmat itu jika kita selalu mensyukurinya ...."

Ketika aku coba tanya lagi, tentang makna Alhamdulillah, pepeku bilang: "Nak, di dalam satu kata itu memiliki makna yang amat dalam dan besar, Segala puji bagi Allah ...; jadi kalau tentang Baik, maka Allah maha baik, tentang kaya, maka Allah yang maha kaya; jika tentang kuat, maka Allah yang maha kuat. Kita memuji itu ..." Perkataan pepe terus meluncur dan kami semakin hening mendengarnya. "Coba makna Bismillahirrohmanirrrochim, di situ ada kata Rahman, dan ada pula kata Rahim; Dia yang maha Pengasih ... setiap yang ada di bumi itu atas kasihNya; ... dan ia jaga dunia ini atas sayangNya. Bumi ini berputar atas rahmatNya sehingga kita hidup dalam edar yang tak hancur atas sayangNya!"

Kami semua terdiam. Suara hening kemudian lenyap berganti suara hujan di luar yang semakin deras. 





 

Rabu, 26 Januari 2011

GANTUNGKAN CITA-CITAMU SETINGGI-TINGGINYA ...

Gantungkan cita-citamu setinggi langit, begitu ucapan banyak orang-orang pandai, atau orang-orang bijak. Aku mengerti ucapan itu, dan tidak cuma mengerti melainkan aku harus memegang itu dalam setiap langkahku.

Aku sadar, aku lahir di lingkungan keluarga yang bukan keluarga kaya. Ayahku seorang guru biasa. Ibuku bekerja di sebuah perusahaan swasta. Kami tidak mempunyai harta yang banyak, alhamdulillah kami punya rumah walau ada di sebuah desa yang terpencil jauh daru keramaian kota.

Kami belum punya mobil. Saat ini kami cuma punya motor, tapi kami tetap berbahagia walau kadang hujan membasahi kami ketika kami pergi ke suatu tempat. Kadang kami tertawa ketika mendapatkan tubuh dan pakaian kami basah kuyup bila kami lupa membawa jas hujan.

Kata Ayahku, kita harus selalu mensyukuri nikmat, karena kalau kita mensyukurinya, nicaya akan ditambah Tuhan nikmat itu. Itu yang selalu ayah katakan bila kami sedang berkumpul; dan pernah disampaikannya ketika kami selesai sholat.

Ayahku sangat mencintai ilmu pengetahuan, dan sering berkata carilah ilmu dan pengetahuan itu tak pernah henti. Ayahku selalu pula menunjukkan kepadaku bahwa ilmu dan pengetahuan dapat menjadi modal untuk hidup dan modal itu sedikit berbeda dengan harta, karena tak lekang oleh panas dan tak lapuk karena hujan.

Ibuku selalu mewanti-wantiku untuk selalu bersemangat menatap hidup ke depan. Dengan penuh kasih sayang ibuku selalu mengajariku untuk selalu menghargai waktu karena menurutnya, waktu tak dapat diputar kembali. Kita tidak dapat kembali ke masa lampau karena masa lampau itu sebuah kenangan, buruk maupun baik

(*** foto ini diabadikan di Pantai Ngliyep.)

HIDUP PENUH PERJUANGAN

Hidup penuh perjuangan! Kata-kata ini sebenarnya kata-kata biasa. Setiap orang dapat menulisnya, menyebutnya dan sebagainya. Sekilas ia cuma kata-kata biasa. Ia baru menjadi luar biasa ketika kita menerjemahkannya dengan cara mengkomparasikan itu dalam kehidupan sehari-hari, terlebih-lebih ketika menghadapi berbagai kesulitan dalam hidup. Taruhlah contoh, ketika menghadapi kesulitan. Sebut saja ketika kita menghadapi keadaan yang tidak sesuai dengan apa yang kita cita-citakan atau kita harapkan.

Ini sebuah kisah. Aku sudah belajar dengan rajin, aku sudah mengerjakan segala tugas-tugas kuliahku dan menurutku sudah maksimal. Ehh ternyata sang dosen hanya memberiku nilai C. Anehnya lagi, semua teman mendapat nilai seperti itu. Jadi sepertinya sia-sialah upayaku untuk mendapatkan presstasi dengan ditandai skor A atau paling tidak B. Nah, apa yang harus saya pelajari dari ini semua?

Pertama, mungkin sang dosen lagi "kurang muut" atau males. Kan manusia biasa. Tapi, sekiranya kita telah belajar dengan baik, maka satu hal harus kita tanamkan, kita telah memiliki ilmu terlepas dari apa pun simbol yang kita dapatkan sebagai simbol prestasi -- yang saat itu kita diberi C--. Suatu hari kelak, ada orang lain yang menilai, bahwa kita meniliki pengnetahuan yang lebih.

Kemudian? Ternyata kita memerlukan sebuah komunikasi yang positip sebagai suatu trik yang sehat pula. Orang lain harus tau tentang ini prestasi kita dan kita layak mendapatkan simbol prestasi yang sesuai. Nah! Itu Perjuangan dalam kehidupan di kampus. Lebih lagi .... banyak contoh.
Intinya, jangan menyerah he heh eheh heh